PANGANDARAN - Menghadiri Pelantikan Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Ciamis periode 2013-2016 di Kabupaten Pangandaran, Selasa, 3 Desember 2013, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan memaparkan sejumlah hal seputar dunia pers.
Pelantikan tersebut dirangkaikan dengan sarasan kerjasama pembangunan Ciamis, Banjar, dan Pangandaran. Kedua acara dihadiri Ketua PWI Jawa Barat Mirza Zulhadi dan tak kurang 50 wartawan media cetak, elektronik, dan online.
Sarasehan dan pelantikan juga diikuti bupati dan walikota, para pejabat, serta tokoh masyarakat ketiga daerah tersebut. Selain Gubernur Jawa Barat yang tampil sebagai narasumber, sarasehan menghadirkan kalangan akademisi.
Sehubungan pelantikan pengurus baru PWI Ciamis, Gubernur Heryawan menegaskan, peran penting pers di era demokrasi. Dikatakan, peran negara kini dan ke depan tidak sedominan dibanding era lalu. Sementara peran masyarakat sipil, termasuk pers di dalamnya, semakin menentukan.
Kekuatan media massa, ulas Heryawan, terletak pada kemampuannya membentuk persepsi publik. Sebagian besar persepsi publik terhadap suatu hal bahkan dibangun oleh pers.
"Civil society kini benar-benar menjadi penentu arah kemajuan bangsa," tandas Gubernur yang juga kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Namun, dirinya mengingatkan usangnya satu paradigma yang dianut insan pers selama ini. Yakni, katanya, paradigma "bad news is good news" atau berita buruk adalah berita bagus. Paradigma inilah yang memandu awak media dalam menjalankan tugas jurnalistiknya.
Karena paradigma inilah, menurut Heryawan lagi, sebagian media massa lebih mengedepankan berita kekerasan, pembunuhan sadis, perkosaan, intrik politik, eksploitasi seks, dan peristiwa sejenisnya. Padahal "bad news" ini bermuatan energi negatif.
"Masyarakat itu kalau disuguhkan 'bad news' secara terus menerus, akan rusak pikirannya. Berita buruk merusak prestasi masyarakat. Ingat, bangunan persepsi kita sebagian besar dibentuk oleh media," papar Gubernur lagi ketika diminta penjelasan detailnya oleh wartawan, usai sarasehan dan pelantikan pengurus PWI Ciamis.
Gubernur Heryawan menyatakan, masyarakat kini membutuhkan penerapan paradigma baru: "good news is good news" (berita baik adalah berita bagus). "Kan ada keharmonisan ketika "good news" menjadi berita bagus, dan "bad news" sebagai berita jelek.
Menurutnya, media massa yang terus memakai paradigma lama --cepat atau lambat-- akan ditinggalkan publik. Tak sedikit media dimaksud, tambahnya, bahkan telah bangkrut.
"Saya yakin, media yang maju ke depan adalah yang condong menyajikan "good news" ketimbang berita buruk," tandasnya.
Sarasehan dan pelantikan juga diikuti bupati dan walikota, para pejabat, serta tokoh masyarakat ketiga daerah tersebut. Selain Gubernur Jawa Barat yang tampil sebagai narasumber, sarasehan menghadirkan kalangan akademisi.
Sehubungan pelantikan pengurus baru PWI Ciamis, Gubernur Heryawan menegaskan, peran penting pers di era demokrasi. Dikatakan, peran negara kini dan ke depan tidak sedominan dibanding era lalu. Sementara peran masyarakat sipil, termasuk pers di dalamnya, semakin menentukan.
Kekuatan media massa, ulas Heryawan, terletak pada kemampuannya membentuk persepsi publik. Sebagian besar persepsi publik terhadap suatu hal bahkan dibangun oleh pers.
"Civil society kini benar-benar menjadi penentu arah kemajuan bangsa," tandas Gubernur yang juga kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Namun, dirinya mengingatkan usangnya satu paradigma yang dianut insan pers selama ini. Yakni, katanya, paradigma "bad news is good news" atau berita buruk adalah berita bagus. Paradigma inilah yang memandu awak media dalam menjalankan tugas jurnalistiknya.
Karena paradigma inilah, menurut Heryawan lagi, sebagian media massa lebih mengedepankan berita kekerasan, pembunuhan sadis, perkosaan, intrik politik, eksploitasi seks, dan peristiwa sejenisnya. Padahal "bad news" ini bermuatan energi negatif.
"Masyarakat itu kalau disuguhkan 'bad news' secara terus menerus, akan rusak pikirannya. Berita buruk merusak prestasi masyarakat. Ingat, bangunan persepsi kita sebagian besar dibentuk oleh media," papar Gubernur lagi ketika diminta penjelasan detailnya oleh wartawan, usai sarasehan dan pelantikan pengurus PWI Ciamis.
Gubernur Heryawan menyatakan, masyarakat kini membutuhkan penerapan paradigma baru: "good news is good news" (berita baik adalah berita bagus). "Kan ada keharmonisan ketika "good news" menjadi berita bagus, dan "bad news" sebagai berita jelek.
Menurutnya, media massa yang terus memakai paradigma lama --cepat atau lambat-- akan ditinggalkan publik. Tak sedikit media dimaksud, tambahnya, bahkan telah bangkrut.
"Saya yakin, media yang maju ke depan adalah yang condong menyajikan "good news" ketimbang berita buruk," tandasnya.
sumber:pks.or.id